Seorang Ahli Pencak Silat Yang Terhempas Oleh MMA, Menyesuaikan Diri, Menjadi Lebih Kuat Dengan Kemampuan Beladirinya

Tulisan ini pertama kali dibaca oleh penulis di wall FB Oom Herry R Munadji beberapa tahun yang lalu. Saat itu dan hingga saat ini banyak pembahasan tentang kemungkinan digunakanya Teknik Pencak Silat di MMA, banyak spekulasi pro dan kontra. Namun lebih banyak yang meremehkan kemampuan beladiri tradisional Indonesia ini untuk berkiprah di dunia MMA. Berikut ini adalah pendangan dari Burton Richardson seorang praktisi Silat yang cukup ahli, murid dari sejumlah orang guru silat yang legendaris. Bagaimana dia telah kehilangan kepercayaan terhadap silat tapi kemudian kembali menemukan ke efektifan silat sebagai sebuah bentuk beladiri. Tidak hanya memanfaatkan teknik silat dalam melatih MMA, bahkan sebaliknya menggunakan MMA untuk mempertajam Skill Silatnya. Kalau penasaran siapa Burton Richardson, bisa liat di youtube video video nya. Bahkan ada loh saat dia jadi aktor di film Kick Boxing 4 berperan sebagai fighter bengis dengan Style Silat.  Di bawah ini adalah terjemahan bebas dari Tulisan tentang pendapat pribadinya di Blackbeltmag, mohon maaf jika bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia penulis yang kurang bagus menyebabkan sejumlah kejanggalan dari penulisan. Beberapa istilah Silat yang di tulis dalam bahasa Inggris sulit di cari padanannya oleh penulis karena kekurang pengalaman penulis di dunia silat, sehingga tetap di tulis dalam bahasa Inggris.


SEORANG AHLI PENCAK SILAT YANG TERHEMPAS  OLEH MMA, MENYESUAIKAN DIRI, MENJADI LEBIH KUAT DENGAN KEMAMPUAN BELADIRINYA


Banyak Petarung telah mendalami Pencak Silat selama ribuan tahun, tapi Pencak silat sendiri tidak dikenal hingga tahun 80an. Tiba tiba saja beladiri Indonesia ini ada di mana mana, Dengan teknik counter attack yang kejam, dan teknik takedown yang presisi Pencak silat telah menarik perhatian para praktisi beladiri yang menginginkan beladiri yang berfungsi dengan baik pada pertarungan Street fighting. Sebagai bonusnya pengetahuan tentang kebudayaan Asia Tenggara.

Saya sangat beruntung telah belajar Pencak Silat sebelum mejadi popular pada tahun 80an di bawah Dan Inosanto. Beberapa tahun kemudia ketika Herman Swanda, seorang Pendekar dari Aliran Mande Muda, memulai kelasnya di Inosanto Academy, Saya berkesempatan mengikuti kelasnya. Inosanto kemudian memperkenalkan saya pada kelompok Bakti Negara yang di motori oleh Paul De Thouras. Belajar dari orang orang yang luar biasa saat itu telah menyebabkan aku merasa sedang berada di surganya Silat.

Silat sangat berguna buat saya. Sebagai salah seorang dari anggota asli Dog Brothers, - Saya di Juluki "Lucky Dog"- Dalam Grup Ini yang merupakan seni pertarungan tongkat dengan perlindungan sangat minim, saya secara habis habisan menggunakan Seni Silat saya. Dalam Gaya bertarung kami, yang dianggap 'terlalu extreme' oleh Co-Founder UFC Art Davie, Saya sering menggunakan teknik sapuan kaki, pola gerak langkah silat, silat Tilt head take down (Tarik kepala). Semua teknik silat itu terbukti sangat efectif, bahkan akhirnya, beberapa rekan saya dari Dog Brother meminta saya tidak lagi menggunakan teknik itu karena sangat berbahaya dan dapat menyebabkan seseorang luka serius.

Saya Menggunakan silat dalam stick-fighting di Philipina, dan dua pertandingan tangan kosong. Jika ada orang yang bertanya tentang ke efektifan Silat, guru saya selalu merujuk kepada kesuksesan saya sebagai bukti. Semua berjalan baik pada Silat. Sampai kemudian datang lah MMA.


Kesadaran yang Menyakitkan

Kembali ke pertengahan tahun 90an, Saat itu MMA disebut No Holds Barred fighting. Saat itu saya mulai berlatih dengan beberapa perintis NHB - Khususnya dengan Egan dan Enson Inoue. Pengalaman berlatih bersama mereka telah membuka mataku. Saya tidak bisa menggunakan teknik silat menghadapi seorang atlit yang punya background Grappling yang sangat kuat. Tentu saja saya tidak boleh menendang meraka di selangkangan atau menyolok mata mereka, tapi tetap saja teknik saya tidak berfungsi sesuai dengan harapan.

Contohnya: Saya tidak dapat memposisikan tubuh lawan saya untuk dapat melakukan sapuan atau takedown. Itu sangat membuat saya frustasi karena saya tahu sebenarnya seberapa efektifnya teknik takedown silat. Saya menggunakannya bertarung berulang kali, tapi MMA adalah dunia yang sangat berbeda. Seorang grappler sangat kokoh dan stabil, Saya tidak dapat melakukan teknik Tarik kepala karena kadang leher lawan saya terlalu kuat. Dan yang menambah lebih buruk ternyata sikap posisi saya sebagai seorang pesilat, sangat rentan kena takedown oleh grappler.

Setelah berbulan bulan melakukan trial and error - yang kebanyakan errornya - saya berketetapan hati untuk menyingkirkan skil silat saya. Itu adalah keputusan yang sangat sulit dan menyedihkan. Saya sangat menikmati di kenal sebagai seorang pesilat, tapi kenyataan harus saya hadapi. Dari dulu hingga saat ini tujuan hidup saya adalah menjadi seorang ahli beladiri yang paling efektif dan kemudian menurunkan pengetahuan saya kepada murid murid saya. Kenyataannya saat itu Silat tidak berguna dan saya harus Move on dari silat.

Sudut Pandang Yang Berbeda

Saya mulai memusatkan energy saya pada MMA an Brazilian Jiu Jitsu, dengan tetap menjaga akar saya pada Jeet Kun Do, Kali dan Muaythai. Selama Masa masa ini pelajaran No. 1 yang saya pelajari adalah metode pelatihan sangat penting. Anda harus berlatih tarung dengan seseorang yang bisa membalas anda, atau anda sama sekali tidak dapat menerapkan teknik anda pertarungan sesungguhnya.

Begitu pentingnya sampai saya membuat sebuah Frasa; 'If you want to learn how to fight, you must practice fighting against someone who is fighting back.' Beladiri sebenarnya sangat simpel, seperti salah seorang instruktur BJJ saya John Machado bilang. 'No Sparring, No Miracles'

Sepuluh tahun kemudian, saya adalah pemegang sabuk hitam BJJ, dan telah melatih banyak petarung papan atas untuk bertarung di UFC dan berbagai kejuaraan grappling tingkat dunia, tapi ada sesuatu yang hilang. Meski saya sudah satu dasawarsa berkecimpung sedemikian dalam dalam fighting sport, saya sadar telah mengabaikan aspek pertarungan jalanan dalam seni beladiri. Iya bener MMA pasti berguna, tapi disaat tidak ada aturan yang membatasi para petarung, anda butuh sesuatu yang lebih.

Perbaikan yang saya lakukan adalah dengan memasukan kembali serangan ke selangkangan, remasan ke arah tenggorokan dan simulasi colokan mata ke dalam sesi latihan sparring saya. Rekan saya dan saya telah berlatih dengan pertarungan sungguhan - dengan tentu saja tetap mengutamakan faktor keselamatan di garis utama latihan kami.

Pemahaman Yang Diperbaharui

Suatu ketika saat berlatih tanding dengan rekan berlatih, saya melakukan clinch (Bertarung jarak Rapat). Rekan saya membalas serangan saya, dan saya berhasil membalasnya dengan menggunakan teknik silat dari posisi itu. Hmmm

Beberapa hari kemudian, Saya kembali berada di posisi clinch dengan rekan latih saya. Dia melakukan counter atas usaha saya melakukan arm-drag (upaya menarik lengan yang biasa dilakukan seorang grappler), dan itu justru membuatnya terbuka atas serangan taktik cross arm trap silat. Suatu taktik Silat sukses lainnya! Beberapa jam sebelum kejadian itu, Saya akan bilang kesemua orang kalau cross arm trap hanya bisa dilakukan di film. dan hampi mustahil di terapkan di pertarungan nyata - tapi saya baru saja melakukannya.Dalam sesi Lawan tanding berikutnya, saya berhasil lagi menerapkan teknik silat terhadap rekan latihan yang berbeda. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Analisa: Kebanyakan teknik silat bekerja dengan baik dari posisi clinch (menempel rapat). Umumnya pesilat akan masuk dengan pukulan yang kuat, saat lawannya terkesima, dia akan langsung melakukan takedown. Jika serangan tidak menghasilkan efek seperti yang di harapkan pesilat akan bertahan di posisi clinch dan melakukan pukulan lanjutan. Sementara itu lawannya juga akan melakukan pukulan. Jika sang pesilat memiliki kemampuan clinch-fighting yang baik, dia akan menetralkan pukulan lawan sambil mencari peluang baru untuk pukulan berikutanya atau untuk menyiapkan sebuah bantingan. Kunci untuk semua itu adalah, kemahiran dalam melakukan clinch-fighting.

Keterampilan Tambahan

Untuk mengambil posisi clinch saat lawan kamu hanyalah petarung jalanan yang melepaskan pukulan liar suatu hal yang lain. Tapi untuk secara aman mengambil posisi clinch saat lawan kamu seorang fighter MMA jelas beda. Kamu butuh kemampuan Kickboxing yang baik, sebab seorang Mixed Martial Artis yang baik sulit didekati kecuali kamu punya taktik dan kemampuan menyerang yang baik.

Karena biasanya seorang petarung MMA adalah juga seorang pegulat yang terampil. Maka seorang pesilat harus belajar Takedown defense. Takedown defense sangat di butuhkan untuk menghadapai, Kekuatan, kecepatan dan penetrasi dari seorang pegulat yang kuat- yang artinya keharusan untuk berlatih tanding  dengan seorang yang mempunyai keahlian ini menjadi sebuah kebutuhan.

Jika anda ingin menggunakan teknik jatuhan Silat dari posisi Clinch. kamu dapat meningkatkan peluang kamu dengan memasukan sejumlah taktik ertarungan jalanan. Misalnya saja kamu dapat melakukan cengkraman ke arah tenggorokan lalu mengangkatnya ke atas agar dia berdiri di ujung jari kakinya. Atau kamu dapat memukul kearah selangkangannya yang akan dapat menyebabkan dia membungkuk - dia pasti membungkuk, walaupun sudah pakai pelindung selangkangan. Bagian terbaik nya adalah hal hal seerti itu dapat di latih dengan aman di sesi latih tanding, untuk mengoptimalkan pengalaman bertarung melawan seseorang yang melawan balik.

Solusi Sederhana 

Latih tanding (sparring) banyak di hilangkan dari latihan di Barat karena di anggap terlalu berbahaya buat masyarakat modern. Tapi MMA terus berkembang, dan praktisi beladiri sekarang punya akses ke alat pelindung yang memungkinkan mereka berlatih tanding dengan aman. Semua pelatih Silat saya terlibat perkelahian yang nyata saat belajar silat di Indonesia, dan pengalamannya itu memberikan mereka kemampuan untuk menerapkan pengetahuan melawan lawan yang berniat menghancurkan. Jika anda ingin menggunakan kemampuan silat anda dalam situasi yang sangat kacau, anda harus berlatih di lingkungan yang meniru pertarungan jalanan sebaik mungkin, dan itu adalah No Hold Barred fighting (MMA).

Ya, belajar teknik lalu melatihnya dengan ketepatan sempuran sangat penting, tapi berlatih dengan seseorang yang mampu melawan adalah sangat krusial jika tujuan anda adalah kemampuan beladiri. Ini adalah satu satunya cara terbaik untuk membuat Silat - atau beladiri tradisional lain- berfungsi di era MMA. Anda harus dapat memastikan bahwa teknik Silat anda berguna dengan baik saat melawan seorang praktisi MMA, sebab saat ini ada banyak orang, yang memiliki kemampuan beladiri ini.

Burton Richardson adalah Black belt's 2015 Self-Defense of the year 


Sumber: BLACKBELTMAG: PENCAK SILAT EXPERT GETS MMA SMACKDOWN, REGROUPS, COMES BACK EVEN STRONGER WITH HIS MARTIAL ART!

Ditulis oleh: Robert Young

Diterjemahkan secara bebas oleh: Mojo Jojo



Komentar

  1. Silat akan menjadi beladiri yg efektif di MMA kalau orang yg menggunakanya adalah orang yg terampil & giat berlatih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Combat Sport

Petarung MMA Wanita Dipaksa Foto Semi Telanjang Oleh Badan Promosinya