Kelas Berat di One Pride,,,,tidak prospektifkah atau ada hal lain?

Perkembangan ajang kompetisi pertarungan mix martial art alias MMA One Pride yang selalu rutin ditayangkan oleh TV One baik secara langsung maupun siaran tunda sungguh sangat menyedot perhatian pemirsa pencinta olahraga beladiri.Kehadiran One Pride selalu menjadi acara yang ditunggu- tunggu oleh penggemarnya setiap penayangannya.

Tidak heran jika nama nama seperti Paul Lumihi,Brando Mamana,Suwardi ,Rudi Agustian ,Fajar Macho,Santoso, Abrao Fernandes (yg baru saja dicopot gelar juaranya),Gunawan Santoso,Jeka Saragih ,Ahong Rudi Gunawan dan Theo Ginting menjadi nama nama yang begitu melekat di benak pemirsa TVOne pencinta olahraga keras ini.

Tak heran jika acara One Pride ini pada tahun 2017 diganjar sebagai acara olahraga terfavorit pilihan pemirsa di ajang Panasonic Award yang sangat bergengsi tersebut.Pencapaian ini tentu adalah suatu hal yang sangat luar biasa mengingat usia program One Pride sendiri baru menginjak usia dua tahun,suatu usia yang sangat belia di belantara tivi yang terkenal sangat keras persaingannya namun mereka justru bisa memposiiskan diri sebagai acara terfavorit pilihan pemirsa.

Kualitas dari pertandingan pertandingan yang disuguhkan oleh One Pride sendiri menurut banyak penonton yang setia sudah sangat berkualitas (unutk ukuran kita tentunya).Semua teknik teknik yang biasa kita saksikan di UFC bisa juga kita saksikan di ajang One Pride ini.Kemampuan fighter-fighter kita memang sudah sangat membanggakan para penggemar mma di Indonesia.
Bahkan dalam satu pertandingan perebutan gelar di kelas strawweight antara BRando Mamana P.Simanjerang melawan Adi Paryanto sempat viral di dikalangan komunitas mma dunia.Spinning back kick Brando ke rahang Adi Paryanto cukup menghebohkan ketika itu,terlebih Adi Paryanto langsung ko di detik ke20 ronde pertama.

Demikian juga halnya pertanndingan antara juara bertahan Suwardi melawan Rudi Agustian di kelas ringan,(jangan tanya kelas ringan apa,,pojekoknya ringan ajah) yang begitu menyedot dan menguras emosi para pendukung kedua fighter ini.Walau pertandingan ini dimenangkan dengan split decision oleh Rudi Agustian,namun pendukung Wardi Suwardi masih sangat yakin kalau Wardi akan mrebut kembali gelar juara yang copot dari pinggang Suwardi.Perseteruan anntara kedau fighter ini plus perseteruan pendukung mereka juga menjadi suatu dinamika uyang sangat asyik untuk dinikmati

Demikian juga halnya dengan Rudi Ahong Gunawan yang begitu mencuri perhatian para pemirsa acara ini.Dia seorang fighter yang sangat ganas dan tanpa ampun menghajar siapa saja lawannya .Namun ketika lawannnya sudah tidak berdaya justru Ahong lah yang pertama kali menolong lawan yang sudah terkapar kena bogem atau kaki dari koh Ahong ini.Sampai saat ini rekor bertanding dia masih cleansheet alias bersih seputih melati ,,,haaaalah.
Namun kehadiran Theodorus Bismarck Ginting alias Theo Ginting cukup membawa harapan kepada pemirsah bahwa Ahong akan mempunyai lawan yang sepadan.Pertandingan antara Ahong melawan Theo Ginitng termasuk menjadi pertandingan yang sangat dinanti-nantikan oleh para penggemar mma Indonesia.

Namun di balik gegap gempita ajang One Pride ini terselip (kayak apa aja ya pake nyelip segala) sebuah pertanyaan.Diamanakah para fighter kelas berat One Pride ini?Bukankah para fighter kelas berat ini selalu rajin mengikuti audisi yang diadakan oleh Oleh One Pride semenjak musim pertama?jumlah dari fighter kelas berat sekalipun tidak kalah jumlahnya dari fighter2 kelas lainnya.Kemamouan mereka juga rassa-rasanya tidak kalah jauh dengan fighter kelas dibwah mereka.
Namun oleh One Pride  sendiri kelas berat ini seperti dianak tirikan.Bisa kita lihat dengan berapa kali sudah Paul Lumihi,Suwardi,Ahong atau Jeka Saragih bertanding mempertahankan gelar juara mereka.
Namun ironisnya jangankan memunculkan juara kelas berat,mempertandingkan fighter kelas berat di One Pride pun rasanya bisa kita hitung dengan jari tangan.

Kita sebagai penggemar One Pride tidak tahu (bukan tempe) kenapa One Pride sangat jarang memberi slot kepada teman teman kelas berat untuk menunjukkan kualitas mereka diatas octagon.
Kelas berat di ajang mma punya pesona tersendiri bagi penggemarnya.
Bagi penggemar mma Indonesia tentu ingat ketika jamannya TPI FC kelas berat juga selalu ditunggu oleh penggemar TPI fC ketika itu.Nama nama seperti Galih Suroso,Lili Uday,Antoni,Sudarwoko,Amirruddin menjadi nama nama yang selalu menajdi jaminan bahwa kelas berat pun tidak kurang pesonanya dibandingkan dengan kelas ringan.

Mungkin masih banyak yang ingat bagaimana jual beli pukulan selama 3 ronde antara Lily Uday dengan Antoni menjadi salah satu pertandingan yang begitu dikenang para penggemar mma Indonesia.Walaupun Antoni ,menang tipis dalam pertandingan tersebut namun kedua petarung sudah menunjukkan penampilan mereka yg sangat luar biasa.

Mudah-mudahan One Pride mau mempertimbangkan agar teman teman fighter kelas berat juga diberi kesempatan yang sama dengan teman-teman fighter kelas lainnnya....

bravo mma Indonesia!!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Combat Sport

Seorang Ahli Pencak Silat Yang Terhempas Oleh MMA, Menyesuaikan Diri, Menjadi Lebih Kuat Dengan Kemampuan Beladirinya

Petarung MMA Wanita Dipaksa Foto Semi Telanjang Oleh Badan Promosinya