Silat Raih 14 Medali Emas di Asian Games,Setelah itu kemana?
Perhelatan
Asian Games 2018 di Jakarta membawa keuntungan yang sangat besar untuk tuan
rumah Indonesia dari segi perolehan medali.Sampai hari-hari terakhir
penyelenggaraan Asian Games 2018 posisi Indonesia semakin kokoh di posisi ke 4
klasemen negara-negara peraih medali.Dengan torehan 30 medali emas posisi
Indonesia sudah tidak mungkin terkejar lagi oleh peringkat 5 Iran yang sampai
berita ini diturunkan masih stabil
diperingkat 5 dengan raihan 19 medali emas.
Korea
Selatan kokoh menduduki peringkat ke 3 klasemen dengan raihan 37 medali emas.Posisi ini tentu agak berat untuk dikejar oleh tuan
rumah Indonesia yang masih menyisakan beberapa nomor cabang olahraga yang belum
dipertandingkan.Peringkat kedua masih milik Jepang dengan 52 keping medali
emas.Republik Rakyat China tentu masih sangat luarbiasa dominasi mereka dengan
raihan 102 medali emas benar-benar membuktikan bahwa mereka memang penguasa
olahraga untuk benua Asia ini dan belum ada yang bisa menghentikan laju Negeri
Tirai Bambu ini.
Pencak silat
menjadi cabang yang sangat dominan menyumbangkan medali emas untuk
Indonesia.Tak kurang 14 medali emas disumbangkan Pendekar-pendekar dan
Srikandi-srikandi silat Nusantara yang
kehadiran mereka sudah cukup membuat pendukung timnas yang setia hadir di
Padepokan Silat Taman Mini Indonesia berteriak
histeris .
Indonesia
merebut 14 medali medali emas dari 16 nomor yang dipertandingkan secara keseluruhan
di cabang asli Nusantara ini.Emas yang tersisa hanya menjadi milik Vietnam yang
berhasil meraih dua medali emas dari nomor pertarungan.Vietnam berjaya dengan
meraih dua medali emas dan tujugh medali perak serta 2 perunggu.Hasil ini jauh
lebih baik dibanding Malaysia, Singapura ,Thailand serta Brunei Darussalam yang
sama sekali tidak berhasil mempersembahkan medali emas.Negara-negara Asean
ini hanya berhasil mengoleksi medali
perak sebagai hasil terbaik.
Secara
keseluruhan hanya negara-negara yang disebut diatas yang meraih medali dari 16
negara yang mengikuti cabang olahraga Pencak Silat.Adapun pesilat-pesilat dari
Uzbekistan ,Kirgistan,Pakistan,India,Iran,Jepang,Laos,Timor
Leste,Nepal,Filipina cukup puas sebagai partisipan semata tanpa raihan satu
medali pun .
14 medali
emas yang direbut oleh tim Pencak Silat Indonesia cukup menjadi bahan
perbincangan dikalangan pemerhati olahraga .Walau perolehan ini sedikit
menimbulkan pendapat-pendapat yang miring dari berbagai kalangan.
Satu
pendapat yang cukup keras justru dilontarkan oleh Presiden Pencak Silat Asia
yang juga sekaligus merangkap sebagai Tim Manajer Silat Singapura,Sheikh
Aluddin Yacoub Marican.
Kepada media
yang mewawancarainya di sela-sela pertandingan Sheikh Alauddin Yacoub Marican
menjelaskan kekecewaannya terhadap kinerja juri yang bertugas di Asian Games
Jakarta ini.Lebih lanjut Sheikh mengungkapkan bukan hanya dia sendiri yang
mengalami kekecewaan,karena beberapa atlet dan offisial dari negara lain juga merasakan hal yang sama.
“Saya
kecewa,sejak hari pertama kecurangan wasit dan juri terlihat .Kami sudah
memberitahu bahwa pertandingan harus berlangsung dengan konsisten bersih dan
transparan” ucap Alauddin di Padepokan Silat Taman Mini.Lebih lanjut Alauddin
mengungkapkan bahwa masa depan olahraga pencak silat di ajang Asian Games harus
jauh lebih dipentingkan daripada kepentingan sesaat.Alauddin mengatakan bahwa
dia ragu dia China akan mengakomodir agar Pencak Silat dipertandingkan di Asian
Games 2022 di Huangzhou ,China.
Pendapat
yang senada dengan Sheik Alauddin ini
juga kerap terdengar di berbagai forum pencinta olahraga terutama pencak
silat.Disamping banyak yang bangga dengan raihan atlet-atlet pencak silat
Indonesia di ajang Asian Games kali ini, namun cukup banyak juga yang
menyayangkan sapu bersih medali emas yang dilakukan oleh tim pencak silat
Indonesia ini.
Banyak pihak
yang mengkhawatirkan bahwa perolehan medali emas yang sangat dominan oleh tim
silat Indonesia akan membahayakan kelangsungan cabang olahraga beladiri ini di
ajang Asian Games berikutnya.
Seperti
diketahui bahwa ini untuk pertama kalinya pencak silat dipertandingkan di ajang
Asian Games .Dan faktor utama kenapa pencak silat dipertandingkan di Asian
Games kali ini ada karena Indonesia sebagai tuan rumah berhak mengajukan cabang
olahraga yang bisa dipertandingkan di ajang Asian Games ini.
Banyak
pengamat olahraga yang menyarankan agar pencak silat bisa menjadi olahraga yang
merasa dimiliki oleh banyak negara.Seharusnya negara-negara partisipan pencak
silat Asian Games tidak pulang dengan tangan hampa,terlebih negara-negara yang
tradisional juga merasa memiliki olahraga ini.contoh yang sangat nyata adalah
Malaysia yang tidak memperoleh 1 medali
emas pun di ajang pesta olahraga bangsa-bangsa Asia ini.
Secara moral
Malaysia ,Singapura,Thailand dan Brunei Darussalam adalah negara-negara yang
akan sangat mendukung agar pencak silat
tetap dipertandingkan di ajang Asian Games depan di Huangzhou China. Namun melihat “kekecewaan” mereka
selama pelaksanaan pertandingan pencak silat Asian Games kali ini timbul dugaan
negara-negara ini akan tetap mendukung pencak silat di Asian Games namun
tentunya dukungan mereka akan dibarengi beberapa permintaan agar permainan ini
tetap kompetitif untuk semua peserta dan tidak ada dominasi dari satu negara
semata.
Apa yang
terjadi di Asian Games Jakarta Palembang
ini tentu mengingatkan ketika pertama kali pencak silat dipertandingkan di
ajang Sea Games tahun 1987 di Jakarta.Saat itu dominasi Indonesia sebagai tuan
juga tidak terbantahkan .dari 20 nomor yang dipertandingkan hampir semua nya
disapu bersih oleh para pesilat-pesilat Indonesia.Namun saat itu timbul
kekhawatiran di antara pengurus-pengurus IPSI saat itu bahwa dominasi Indonesia
yang terlalu besar di cabang ini akan membuat pencak silat terancam tidak
dipertandingkan di Sea Games 1989 yang akan diadakan di Malaysia.
Ini lah yang
membuat pengurus IPSI ketika meminta tiga pesilat yang sedang bertanding di
final untuk mengalah menghadapi lawannya dari Malaysia.Bahkan pelatih silat
Indonesia ketika itu langsung melempar handuk sebagai tanda pesilatnya
kalah.Kekecewaan yang sangat mendalam dirasakan oleh masing-masing pesilat
tersebut.Namun pengorbanan dari para pesilat-pesilat ini membuahkan hasil
dengan tetap dipertandingkannya pencak silat di Sea Games 1989 di Kuala Lumpur
Malaysia.
Cabang
olahraga gulat yang ketika itu menyapu bersih semua 20 medali emas di Sea Games
1987 juga akhirnya mengalami nasib yang tidak menyenangkan dengan tidak
dipertandingkan lagi pada Sea Games berikutnya.Gulat baru dipertandingkan
kembali di Sea Games 1997 yang kembali diadakan di Jakarta .
Mengantisipasi
hal tersebut terjadi di cabang pencak silat di Asian Games yang akan di lakukan
di HuangZhou China ,banyak pemerhati
olahraga khas Indonesia ini agar meniru langkah yang diambil China dalam
mempopulerkan Wushu ke seluruh dunia.Banyak pengamat olahraga menilai China
tidak terlalu memforsir peraihan medali emas unutk cabang wushu di setiap
perhelatan multi event games .China terkesan seperti membagi perolehan medali
emas di nomor-nomor tertentu di wushu kepada negara-negara yang selama ini
rutin membina cabang olahraga wushu ini.
Walau
langkah ini dipandang kurang populer pada awalnya namun China saat ini bisa
menikmati hasilnya.Wushu saat ini dipertandingkan di berbagai multi event games
yang ada di seluruh penjuru dunia.Olahraga wushu juga saat ini sudah eksis di
berbagai negara di berbagai belahan dunia.Tentu ini menjadi keuntungan yang
secara tidak langsung menguntungkan China sebagai negara awal yang
mempopulerkan wushu.Saat ini bisa dikatakan hampir semua negara yang mempunyai
atlit wushu akan mengirimkan atletnya berlatih di negeri Tirai Bambu
tersebut.Juga peralatan-peralatan yang berkaitan dengan olahraga wushu juga
banyak dipesan oleh negara-negara lain.
Contoh yang
hampir sama mungkin bisa di lihat pada olahraga judo,karate, dan tae kwondo
yang pada awalnya terkesan sangat didominasi oleh negara-negara asal beladiri
tersebut.Namun komitmen dari pengurus-pengurus dari olahraga tersebut untuk
menduniakan olahraga-olahraga beladiri tersebut yang membuat mereka berpikir
untuk tidak terlalu mendominasi perolehan medali emas di setiap kejuaraan di
tingkat regional maupun untuk tingkat dunia.
Pengurus-pengurus
pencak silat Indonesiaa dalam hal ini IPSI perlu belajar dari beladiri-beladiri
seperti wushu,taekwondo,judo, dan karate yang saat ini sudah sangat mendunia
dan dikenal di berbagai penjuru dunia.
Pencak
silatp unya modal besar sebagai beladiri untuk dapat dikenal dan digemari di
seluruh dunia.Gerakan silat yang dinamis dan indah menjadi daya tarik sendiri untuk
dipelajari oleh pecinta beladiri dari mancanegara.
Namun ini
semua kembali tergantung dari pengurus dan masyarakat pecinta pencak silat.Masa
depan beladiri ini di Asian Games ditentukan oleh bagaimana kita mengelola
olahraga ini di berbagai kejuraaan.
Komentar
Posting Komentar