Harlem Globetrotter, WWE, McGregor vs Mayweather dan Sport Entertainment

Dulu sekali saat masih kecil namun sudah cukup besar untuk menonton pertandingan bola basket kelas Dunia di Gedung Olah Raga kelas Nasional, Ayah penulis mengajak menonton "pertandingan" bola basket. Saat itu aku benar benar terpesona dengan pertandingan yang berlangsung. Para pemain di salah satu team mampu bermain sangat menghibur, cepat dan menipu. Berulang kali team lawan, wasit dan penonton tertipu oleh trik mereka. Kebanyakan Triknya tidak melanggar peraturan permainan, namun sedemikian rupa mengakalinya. Team mereka bermain basket dengan penuh teknik akrobatik yang luar biasa.

Karena terkesan penulis merengek minta menonton ulang di hari berikutnya. Namun dikali kedua menonton penulis sedikit kecewa karena seolah sedang mengalami Deja Vu atau setidaknya sedang menonton rekaman pertandingan. Semua terscript dengan baik, itu hanya entertainment, bukan sport!! Mulai dari Team lawan, wasit bahkan ada 2 orang penonton yang merupakan bagian dari pertunjukan. Saat itu semua penonton bersorak menikmati pertunjukan tapi hanya penulis yang manyun karena baru tahu semua sudah pakai kreografi. 

Menyaksikan Harlem Globetrotters saat itu memang memberikan kesan tersendiri, seperti merasa terkagum kagum, terpesona sekaligus merasa tertipu. Tapi itu pertunjukan, mereka benar benar para penghibur yang luar biasa. Jadi Ojo Baper, nikmati saja pertunjukannya jangan mengharap sesuatu diluar skenario, Harlem pasti menang.

Sebelum Tertarik pertandingan Harlem Globetrotters, penulis tertarik dan suka sekali dengan pertandingan Gulat Pro.  Saat itu di TV nasional sempat disiarkan pertandingan WWE dan TNT. Pertandingan terlihat begitu nyata. Saat itu seolah pertarungan begitu memukau. Bayangkan orang di tiban pakai siku dari ketinggian ring di dadanya tapi bisa bangun lagi dan balas gebukin lawannya. Bahkan ada yang lebih hebat, di pukulin pakai tangga dan kursi yang selalu tersedia di kolong Ring, tapi malah tetap bisa bertahan. Benar benar fighter fighter super.

Sampai masa tertentu, penulis menganggap itu benar benar sport. Sampai tiba suatu hari seseorang menyadarkan bagaimana fight sport sesungguh nya dengan memperlihatkan sebuah VCD pertandingan Pride FC. Yang di rekaman itu adalah Sakuraba vs Vitor Belfort. Di sana penulis melihat bagaimana kalau seseorang berulang kali diinjak injak perutnya. Ditendangin pantatnya, bisa benar benar remuk. Tidak terbayang rasa sakit yang diderita Vitor saat di siksa Sakuraba waktu itu.

Akibat dari rekaman pertandingan itu ada dua yaitu, pertama jadi suka MMA (akan di bahas lain waktu) dan yang kedua menyadari bahwa WWE Serta sejenisnya hanya sandiwara. Semua sudah diatur. Bagaimanapun hebatnya para atlet, itu palsu. Saat itu pertama kali sadar ternyata ada sesuatu yang seperti sport tapi sebenarnya hanya entertainment. Sempat kecewa banget merasa dibohongin tapi akhirnya berubah setelah orang yang memperkenalkan  tontonan MMA kepada penulis ternyata masih nonton WWE. Dia bilang "Ojo Baper, semua yang nonton di sana juga tahu itu ter script tapi mereka tetap menikmatinya, kita harus fair toh kamu tetap nonton film action padahal tau itu bohong semua". "Nikmati saja pertunjukan dan keseruan keseruannya, fans yang baik itu menikamati pertunjukannya dan tidak baperan"

Sekarang bisa di bilang era nya Entertainment. Semua haus pertunjukan yang menghibur. Bahkan Combat sport yang sangat keras sekalipun harus menyisipkan unsur entertainment nya. Semua harus ada drama drama nya. Trash talk ala WWE jadi sebuah keharusan bahkan kewajiban. Namun kemasan dramanya harus jauh lebih halus. Dengan Scrip bebas ala lenong betawi atau Ketropak di banding Sekenario model FTV. Sebab penonton lebih suka alur yang sulit di tebak.

Di UFC badan promosi MMA terbesar saat ini, orang sejago Mighty Mouse sekalipun kesulitan mengundang penonton karena kurang pintar bermain drama. Orang cenderug malas menonton karena apa enaknya menonton orang yang pasti menang?sebab  unsur sulit ditebak endingnya tidak terpenuhi. Bahkan fighter seperti Cris Cyborg juga kurang laku, kalau boleh jujur kurang jago apa sih dia? Sayangnya sebagai female fighter dia memang kurang menghibur. Cris tidak memilik penampilan semenarik Cat Zingano, Ronda Rousey atau lainnya. Ditambah hasil yang 90% pasti Cyborg yang menang. Akhirnya bahkan Cyborg harus buat drama ala WWE dengan Fighter tidak laku seperti Magana untuk sekedar bisa masuk ke UFC 214.

Demetrious Johnson sepertinya mulai main drama ketika namanya di sandingkan dengan TJ Dillashaw. Seolah ada upaya penolakan dari mighty mouse untuk melawan TJ, hingga ada ancaman membubarkan divisinya oleh Dana White. Yah akhirnya seperti yang tersirat ujung ujungnya duit, mungkin bayaran besar dan penonton yang lebih banyak yang di harap mereka.

Dari semua itu tidak ada yang lebih memukau dari unsur entertainment selain si raja trashtalk masa kini, Conor "The Notorious" McGregor. Orang ini benar benar fenomena, banyak orang yang di buat benci dan cinta sekaligus, termasuk saya tentunya. Sulit untuk tidak membenci orang menyebalkan seperti dia, namun disaat yang sama sulit juga untuk tidak mencintainya. Kita sulit untuk dibuat tidak baper terhadap dirinya.

Yang menarik dari dia selain gayanya yang flamboyan, bicaranya yang kasar, gaya glamournya yang norak. Dia terlihat sangat manusiawi. Conor harus berjuang demi tujuannya, berusaha dari bukan siapa siapa, from zero to Hero. Dia juga harus disokong oleh orang orang yang mencintainya, ibu dan pacarnya, adalah penyokong terbaiknya.

Hebatnya dia tidak melupakan akarnya, dia tetap berlatih dengan kawan berlatih yang sama, pelatih yang sama. Dia tidak lepas mencintai pacar yang menyokongnya dari awal karir.

Namun diluar itu, sisi menarik lainnya dari Muhammad Ali versi MMA ini adalah, dia manusia biasa yang bisa kalah. Orang tahu dia bisa kalah. Penonton tidak berharap dari orang yang 10 kali mempertahankan gelar Juara. Penonton lebih suka dibuat berdebar debar menanti apakah dia akan menang atau kalah. Ketika dia kalah dari Diaz apakah dia akhirnya surut? Ternyata tidak sama sekali malah bayarannya jadi tambah tinggi. Itulah pertunjukan!!

Enterteinment bukan lagi bumbu tapi sudah bagian dari sport itu sendiri. Fans banyak yang baperan tapi ternyata itu yang dimanfaatkan. Apakah fans keberatan? ternyata tidak. Seperti kisah Harlem dan WWE diatas. Sepertinya Fans sudah cerdas. Dan mereka hanya ingin menikmati nya.

McGregor VS Mayweather, di sisilain. Itu benar benar Entertainment show. Menyaksikan promo mereka di beberapa negara benar benar luar biasa antusias para penonton dan fans. Sebuah grup fans MMA Indonesia di Facebook ikut ikutan terkena demamnya. Sampai beberapa membernya jadi baperan dan bersikap di luar batas kepatutan.

Berbeda dengan pertandingan McGregor sebelum sebelumnya, McGregor VS Mayweather ini sama sekali bukan Sport. Ini murni entertainment. Semua di kemas dengan gaya WWE, sangat terlihat banyak script nya. Tapi banyak fans yang sudah terlanjur baperan.

Namun diluar ini sport atau entertainment, pertandingan ini layak ditunggu. Kita harus benar benar mempersiapkan diri untuk menyaksikannya. Bukan hanya di Hari-H tapi juga dengan memantau kegiatan persiapan mereka. Sebab kali ini pertunjukan di mulai sejak saat sebelum perjanjian pertandingan di setujui. Pesan saya buat semua Fans MMA dan Combat sport di Indonesia. Sebaiknya pertandingan McGregor VS Mayweather jangan membuat kita jadi baperan. Nikamati saja tontonannya sambil minum kopi dan ngemil. Kalau perlu nonton bareng sama sama.

Semoga nantinya Combat Sport di Indonesia bisa mengambil hikmahnya, dengan menyisipi unsur entertainment demi mengangkat bayaran para atlet dan praktisi yang terlibat di dalamnya.

Mojo jojo
Sumber: dari berbagai sumber


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Combat Sport

Seorang Ahli Pencak Silat Yang Terhempas Oleh MMA, Menyesuaikan Diri, Menjadi Lebih Kuat Dengan Kemampuan Beladirinya

Petarung MMA Wanita Dipaksa Foto Semi Telanjang Oleh Badan Promosinya